Hampir jarang rantai motor mendapat perawatan dari pemiliknya, entah itu kondisinya sudah merenggang atau dilakukan pelumasan. Kecuali jika sudah menimbulkan bunyi gesekan sampai mengilukan telinga, barulah di bawa ke bengkel. Kedua aspek itu sangat penting untuk menjaga usia pakai lebih lama. Lebih penting lagi dapat mencegah terjadinya rantai lepas atau putus.
Perawatannya sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri. Berikut petunjuk dari Faisal, mekanik senior Sinar Laut Motor, Pondok Labu, Depok.
Pelumasan
"Ada beberapa motor yang memiliki pelumasan sendiri dan ada yang harus selalu di periksa," ujar Faisal. Menurutnya, pengecekan tetap harus dilakukan untuk mencegah sproket (gear) cepat lancip. Bagi sebagian motor, jika pelumasannya dirasa kurang cenderung mengeluarkan suara berisik saat jalan.
Untuk melumasi rantai, sebelumnya bersihkan debu ataupun pasir halus menggunakan cairan khusus pembersih. Setelah itu, lumasi, bisa pakai oli mesin ataupun cairan khusus yang didapat di toko aksesoris motor. Caranya cukup mudah, parkir motor dengan standar tengah, ban diputar dan teteskan (oli) atau semprotkan (cairan) pada gir.
Kelenturan
Rantai tidak boleh terlalu tegang bisa mengakibatkan putus, apalagi posisinya miring bisa mengikis mata gir. Sebaliknya, rantai kendur akan mudah lepas dari sproket. Celakanya, ketika terlepas, rantai lantas terjepit di lengan ayun. Akibatnya, putaran roda pun terhenti, motor pun tergelincir.
Jarak kelenturan ideal rantai adalah sekitar 1 cm. Cara mengeceknya, cari posisi paling tegang pada bagian atas rantai, lalu mainkan bagian bawah dengan mengangkatnya. Untuk menyesuaikannya cukup mengendorkan baut poros belakang dan mengatur posisi kelenturan melalui tanda yang ada di kedua sisi. Pastikan jaraknya sama, setelah itu kencangkan baut poros tadi.
Perilaku
Ada 2 hal yang bisa membuat rantai cepat rusak. Pertama, jangan sering melakukan rem secara mendadak karena bisa membuat cepat kendor. Kedua, ketika menambah kecepatan lakukan dengan halus jangan dikagetkan karena kecederungannya rantai tegang. Jika terlalu sering bisa putus.
Perhatikan masa pakai dengan cara mengecek tanda di poros belakang yang digunakan untuk mengatur posisi ketegangan. Jika sudah mentok tandanya sudah harus diganti. "Jangan ditunda lama-lama dan usahakan menggunakan komponen asli," tutup Faisal.
http://otomotif.kompas.com